Sekarang ini uang elektronik berbasiskan kartu tidak akan jadi barang asing. Kecuali untuk pembayaran tol, uang elektronik sekarang sering dipakai untuk kepentingan berbelanja di merchant yang bekerja bersama dengan bank penerbit.
Ada 4 macam kartu uang elektornik yang tersebar di warga. Yaitu emoney keluaran PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Flazz punya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), TapCash terbitan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) serta Brizzi yang dikeluarkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Untuk memikat peminat, seringkali ke-4 financial institution itu keluarkan kartu uang elektronik mempunyai model khusus.
Nah, disamping itu terdapat beberapa juga toko online (online shop) yang tawarkan layanan pengerjaan uang elektronik custom diantaranya adalah situs klikemoney.com. Konsumen dapat memutuskan sendiri gambar atau design yang akan diciptakan untuk kartu.
Harga yang dipasarkan bermacam, dari Rp 60.000 sampai Rp 120.000 per kartu bergantung isi saldo dan design. Tetapi rupanya, usaha seperti ini bikin rugi faksi financial dipandang ilegal dan institution. Apa lagi, hingga saat ini faksi perbankan akui kesusahan mengantongi untung dari usaha uang elektronik. Karena, ongkos yang dikeluarkan bank untuk mengeluarkan 1 kartu yaitu capai Rp 20.000 belum terhitung design, sales serta ongkos operasional lainnya.
Menurut bankir, penerbitan kartu uang elektornik lebih diperuntukkan untuk kepentingan branding sekalian menggerakkan program transaksi bisnis non tunai yang tengah digiatkan pemerintah. Beberapa bankir yang dikontak, Minggu (14/7), memperjelas faksi financial institution belum pernah jual kartu uang elektronik dengan bebas serta harus berlisensi serta hanya yang didaftarkan financial institution ke faksi regulator.
Direktur BCA Santoso Liem ngomong BCA belum pernah jual kartu berbentuk design polos. Disamping itu, semuanya kartu Flazz yang dikeluarkan dengan sah sama BCA telah mempunyai izin hak cipta. "Kami tidak membolehkan pemasaran kartu dengan design bebas," tegasnya.
Seirama, SVP Transaction and Ritel Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan ada sesuatu hal tehnis atau non tehnis yang membuat bank larang pemasaran kartu dengan bebas. Hal tehnis misalkan berkaitan proses pembuatan serta nomor kartu yang dapat terkena gambar customized.
Sesaat dari segi non tehnis, ada segelintir dasar dari bank penerbit sebelumnya keluarkan kartu. Seumpama, jangan menyentuh SARA, memiliki kandungan elemen kekerasan, politik, pornografi serta beberapa hal yang lain terkait dengan pelanggaran hak cipta.
Bila nasabah pengin selalu mempunyai kartu uang elektronik memiliki desain spesial, faksi financial institution sebetulnya buka servis itu tentu saja dengan design yang berlisensi.
Satu diantara pedagang uang elektronik custom yang tidak sudi disebutkan namanya menjelaskan, sebelumnya cetak kartu elektronik customized, faksinya beli terlebih dahulu kartu bermotif dari financial institution.
Dengan alat serta tehnologi spesial, dia jamin jika semua uang elektronik customized unique dan berperan. Dia memperjelas jika cuman sediakan layanan customized design uang elektronik dengan design spesifik seumpama bukan produk yang mempunyai hak cipta atau memiliki kandungan elemen SARA.
Pemesanannya juga gampang, cuman lewat pesan individu melalui email atau WA 0822-1825-0330. Pembikinannya juga cuman memerlukan waktu 30 menit saja. Berdasar pernyataannya, dalam sebulan minimal ada ribuan keping uang elektronik custom yang dia jual.
Vice President E-Channel Bank BNI Fajar Kusuma Nugraha mengaku jika TapCash banyak dijualbelikan di toko on-line. Tetapi, pedagang itu sudah awalnya dengan sah beli ke faksi bank.
"Kami lakukan pengawasan atas jual-beli TapCash itu. Supaya tidak ada hal yang tidak diharapkan," katanya.